PENERAPAN AROMATERAPI LAVENDER DALAM PENURUNAN NYERI PADA PASIEN FRAKTUR TIBIA PASCA ORIF DI RUANG MELATI III RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

Authors

  • Fitriana Nugraheni Fakultas Kesehatan dan Teknologi, Universitas Muhammadiyah Klaten
  • Cahyo Pramono Fakultas Kesehatan dan Teknologi, Universitas Muhammadiyah Klaten

Keywords:

Aromaterapi lavender, fraktur tibia, nyeri pascaoperasi, ORIF, terapi komplementer

Abstract

Latar Belakang: Fraktur tibia merupakan salah satu jenis cedera tulang yang sering terjadi dan memerlukan intervensi medis seperti Open Reduction Internal Fixation (ORIF). Nyeri pascaoperasi sering menjadi masalah utama yang mempengaruhi kenyamanan pasien dan proses penyembuhan. Aromaterapi lavender diketahui memiliki efek relaksasi dan analgesik yang dapat membantu mengurangi nyeri. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas penerapan aromaterapi lavender dalam menurunkan nyeri pada pasien fraktur tibia dextra pascaoperasi ORIF. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan asuhan keperawatan dengan metode studi kasus. Subjek penelitian adalah dua pasien dengan fraktur tibia dextra pascaoperasi ORIF di Ruang Melati III RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Intervensi yang diberikan adalah aromaterapi lavender menggunakan metode inhalasi melalui kain kasa yang ditempatkan di leher pasien dengan jarak 20–30 cm. Aromaterapi diberikan selama tiga hari berturut-turut dengan frekuensi tiga kali sehari, masing-masing selama 30–60 menit. Pengukuran nyeri dilakukan menggunakan skala Visual Analog Scale (VAS) sebelum dan sesudah intervensi. Hasil: Sebelum diberikan aromaterapi lavender, pasien pertama (Ny. L) mengalami nyeri dengan skala 8/10, sementara pasien kedua (Ny. S) melaporkan nyeri 9/10. Setelah tiga hari intervensi, skala nyeri Ny. L menurun menjadi 3/10, sedangkan Ny. S menurun menjadi 4/10. Selain itu, pasien juga melaporkan peningkatan kualitas tidur dan penurunan kecemasan, menunjukkan efek relaksasi dari aromaterapi lavender. Kesimpulan: Aromaterapi lavender terbukti efektif dalam mengurangi nyeri pascaoperasi pada pasien fraktur tibia. Intervensi ini dapat dijadikan terapi komplementer dalam manajemen nyeri di lingkungan klinis sebagai alternatif non-farmakologis yang aman dan mudah diterapkan

Downloads

Published

2025-11-02