ANALISIS RESEPSI PENGGUNA MEDIA SOSIAL X TERHADAP BERITA BUNUH DIRI DAN IMPLIKASINYA BAGI KESEHATAN MENTAL REMAJA

Authors

  • Syaiful Maulana Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Muhammadiyah Klaten
  • Khoirul Hudah Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Muhammadiyah Klaten
  • Dani Kurniawan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Muhammadiyah Klaten
  • Noor Afy Shovmayanti Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Muhammadiyah Klaten
  • Khusnul Amalin Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Muhammadiyah Klaten
  • Nurdini Tsabitul Chusna Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Muhammadiyah Klaten

Keywords:

Analisis Resepsi, Media Sosial X, Bunuh Diri, Kesehatan Mental, Remaja

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh maraknya pemberitaan kasus bunuh diri di media sosial X yang kerap menjadi trending topic dan memunculkan beragam resepsi publik. Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran karena potensi Werther Effect yang dapat memicu tindakan serupa pada individu rentan, sementara peluang terjadinya Papageno Effect masih terbatas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis resepsi pengguna media sosial X terhadap berita bunuh diri dan implikasinya bagi kesehatan mental remaja. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis resepsi. Data diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap delapan mahasiswa dengan latar belakang berbeda yang dipilih secara purposive, serta scraping data percakapan di media sosial X pada periode Juni 2024 hingga September 2025 dengan total 400 postingan. Analisis data menggunakan model interaktif Miles & Huberman yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa resepsi publik didominasi oleh sentimen negatif (77,3%), diikuti netral (20,5%), dan positif (2,2%). Berdasarkan analisis resepsi Stuart Hall, mayoritas audiens menempati posisi dominant-hegemonic dengan memperkuat narasi tragis, sebagian berada pada posisi negotiated dengan mengaitkan isu pada faktor struktural seperti tekanan akademik, dan sangat sedikit yang berada pada posisi oppositional dengan menghadirkan narasi alternatif yang solutif. Temuan ini menegaskan bahwa media sosial X lebih banyak berfungsi sebagai ruang reproduksi tragedi dibandingkan ruang diskursus kesehatan mental. Implikasinya, diperlukan strategi literasi digital, penerapan etika pemberitaan di media sosial, serta kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat narasi alternatif yang mendukung kesehatan mental remaja

Downloads

Published

2025-11-02